Rabu, 20 Mei 2020

Resensi Buku Selena dan Nebula karya Tere Liye




SELENA DAN HAL YANG LUPUT DARI PERHATIAN


         






Judul                 : Selena
                             Nebula
Penulis              : Tere Liye
Penerbit            : Gramedia Pustaka
                              Utama
Tahun Terbit    : 2020
Halaman           : 1-368 (Selena)
                              1-376 (Nebula)
                                            
Buku karya Tere Liye kali ini diberi judul Selena dan Nebula. Selena dan Nebula diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2020 setelah selang 1 tahun dari terbitnya buku terakhir dari seri Bumi. Dua Buku keluaran terbaru ini masih menceritakan tentang Dunia Paralel dengan segala keajaiban dan kekuatan para penghuninya. Walaupun terdapat bocoran cerita selanjutnya, buku ini bukan lanjutan dari seri Bumi melainkan puzzle pelengkap dari keseluruhan cerita Raib, Seli, dan Ali. Saya anjurkan untuk membaca secara urut mulai dari Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Ceros dan Batozar, Komet, Komet Minor, baru baca Selena dan Nebula. Sama seperti judulnya buku ini mengambil sudut pandang Selena atau Miss Selena (dalam seri Bumi) sebagai Aku. Buku ini menceritakan perjalanan hidup Selena ketika kecil hingga bertemu dengan Raib, Seli, dan Ali lalu loncat ke masa sekarang atau cerita kelanjutan dari seri Bumi. Selain itu, dalam buku ini juga diceritakan siapa orang tua Raib sebenarnya.

Selena kecil tinggal di Distrik Sabit Enam lalu pindah ke Sub-Distrik TSAR setelah kedua orang tuanya meninggal. Selena tidak memiliki bakat bertarung seperti kebanyakan orang di klan Bulan, namun gadis yang tak pernah menangis ini tetap menjadi spesial. Bukan hanya dari namanya yang panjang (untuk ukuran nama orang-orang klan bulan) tetapi juga dari bakat langkanya, bakat langka yang sayangnya dimanfaatkan oleh Tamus. Sejujurnya Tamus adalah bagian paling penting dalam cerita, karena tanpa dia datang dan membukakan kunci aliran darah Selena maka tidak akan ada cerita selanjutnya dari buku ini bahkan seri bumi pun bisa jadi tidak ada. Dengan bantuan Tamus, Selena menjadi bisa melakukan teknik bertarung dengan baik dan berhasil masuk ke Akademi Bayangan Tingkat Tinggi. Walaupun terjadi sedikit kekacauan di awal, namun kekacauan itu membuat Selena menjadi mahasiswa ke-101 dan mendapatkan 2 orang teman terbaiknya yaitu Mata dan Tazk. Mata atau Putri Bulan, pemilik gen murni kekuatan klan bulan dan Tazk, laki-laki tampan mantan anggota boyband dan cucu Panglima Pasukan Bayangan. Selena mungkin terlihat biasa-biasa saja dibandingkan mereka, tapi jangan lupakan segudang misteri yang dia sembunyikan. Tentang Tamus, tentang misi-misi yang dilakukannya diam-diam, dan tentang perasaan sukanya pada Tazk.

Buku Selena tamat dan cerita terpotong sampai makan malam para orang tua mahasiswa dan cerita loncatan masa sekarang tentang kabar darurat 12 jam sekali dari Miss Selena. Secara umum buku Selena masih menjelaskan latar-latar dan cerita-cerita awalnya, namun bukan Tere Liye kalau kata-kata dan penyampaiannya biasa. Ceritanya mengalir seperti sungai. Kadang tergoncang oleh batu Tamus, namun alirannya tetap berjalan. Alirannya melewati tempat-tempat yang indah hingga akhirnya harus ganti perahu dulu dari perahu Selena menjadi perahu Nebula.

(sudah masuk buku Nebula) Selain menjalankan misi dari Tamus, Selena juga mencari tahu tentang misinya. Untuk apa perkamen tua itu? Untuk siapa puisi patah hati itu? Apa itu klan nebula dan cawan keabadian? Tentu saja bukan sebuah cerita jika tokoh utamanya tidak berhasil melakukan hal sulit dan tidak mungkin. Dengan bantuan Tazk dan Mata, Selena berhasil mencari tahu tentang klan nebula dan cawan keabadian. Mereka berhasil pergi ke klan tersebut, klan penjara dengan pemandangan indah dan masyarakat yang hidup tentram. Tempat tentram yang justu menjadi saksi patah hati, pengkhianatan, dan musibah. Tahanan lama klan nebula terbangun dan melanjutkan tugas tertundanya. Pertarungan besar memang tidak dapat dihindari namun masih bisa diatasi. Sepertinya pengorbanan besar setimpal untuk menghentikannya, pengorbanan Putri Bulan dan kelumpuhan Tazk misalnya. Harga pengkhianatan yang dibayar pengorbanan orang-orang tersayangnya. Peristiwa itu membuat mereka bertiga pergi dari klan Bulan dan menetap di klan Bumi. Selena menjadi guru matematika disana dan begitulah jalannya dia bisa bertemu dengan Seli dan Ali. Selena hidup menjadi guru matematika sekaligus pengintai klan bulan yang menyimpan penyesalan besar dalam hatinya. Penyesalan yang ditagih kembali oleh hantu masa lalunya di cerita masa sekarang.

Kedua buku ini berhasil menceritakan kedua orang tua Raib secara tidak langsung. Sesuai bocoran dalam buku komet minor, pembaca berpikir buku Nebula akan menceritakan orang tua Raib. Namun kenyataannya kedua buku ini menceritakan Selena yang di dalam ceritanya ada kedua orang tua Raib. Selain itu, jalan cerita kali ini lebih mudah ditebak oleh pembaca. Sempat terlintas mengapa saya dibiarkan menyimpulkan cerita dengan mudah kali ini? Ternyata memang sengaja dibiarkan karena ada teguran di dalam ceritanya. Pada cerita masa sekarang yang diwakilkan oleh Ali, pembaca dibuat serba salah karena tertangkap basah lancang menyimpulkan cerita sebelum selesai membaca. Ketika baca bagian itu pun saya senyum-senyum sendiri sambil bilang dalam hati, “iya iya, maafin aku yang sotoy mikir ceritanya kayak gitu”. Hal ini pasti menjadi pelajaran bagi para pembaca. Kita tidak boleh meremehkan seorang penulis karena sebenarnya membuat sebuah cerita tidak semudah kita membacanya.

Dari segi pemilihan katanya, penulis memakai kata-kata yang ringan dan mudah dipahami. Selain itu kata-kata seperti splash, BUM!, plop dan kata lainnya berhasil membuat narasi bersuara sehingga penggambaran adegannya lebih telihat. Perubahan waktu dan sudut pandang cerita juga digambarkan dengan jelas sehingga pembaca menjadi lebih lancar memahami ceritanya. Selain itu cover bukunya pun menarik, dibuat dengan satu warna dasar dan gambar ilustrasi cerita. Bisa dibilang bocoran cerita juga jika pembaca teliti memperhatikan.

Jika dikategorikan, kedua buku ini bisa masuk genre fantasi, komedi, romance, dan petualangan. Dalam kedua buku ini, pembaca lebih diperkenalkan lagi mengenai kehidupan klan bulan. Kita bisa tau bahwa ada klub bola bebuyutan PARSIB dan PARSIJA, nama-nama pelajaran “non gaib” alias fisika, ”bilangan, struktur, ruang, dan perubahan“ alias matematika dan ada juga mata pelajaran lain khusus klan bulan seperti “teknik bertarung” dan “malam dan misterinya”. Walaupun tidak banyak unsur komedinya, buku ini masih bisa membuat pembaca tertawa sendiri di angkutan umum. Sisanya menceritakan kehidupan mahasiswa biasa dengan tugas-tugasnya dan pertemanannya, namun ditambah dengan petualangan, pertarungan, misi-misi dan perasaan yang rahasia.

Terdapat satu hal yang kurang fokus dalam cerita, hal ini ada pada halaman 95 buku Nebula yaitu kalimat “ Kalau untuk cowok, kamu suka rambut yang seperti apa, Selena? “. Kata “Selena” di akhir dialog Boh membuat pertanyaannya tidak fokus. Apakah yang dimaksud bagus itu seperti rambut Selena? Karena pada saat itu Selena sedang menyamar menjadi Ev sehingga secara tidak langsung sosok Selena tidak ada pada saat itu. (atau) Apakah kata “Selena” disitu adalah kesalahan? Seharusnya Boh berkata “Ev” karena sosok yang ada disana Ev bukan Selena. Hal kecil ini merupakan salah satu hal yang luput diperhatikan pembaca karena terlalu terbawa suasana cerita. Saking terbawa suasanya kita tidak sadar ada tokoh lain yang disinggung penulis yaitu pengintai terbesar yang dikenal dengan huruf pertamanya.

Dibalik ceritanya yang memuaskan ada beberapa hal yang dibiarkan tidak jelas sehingga membuat pembaca penasaran. Mengenai Bibi Gill misalnya, sempat disinggung tentang penampilan aslinya namun penulis tidak menggambarkannya lebih lanjut. Selain itu keterangan lain mengenai Bibi Gill pun tidak diketahui pada buku-buku sebelumnya, berbeda dengan Av, Ilo, dan Tog. Lalu mengenai perbedaan pengorbanan Putri Bulan sebelumnya dengan pengorbanan Mata. Mengapa pengorbanan Putri Bulan sebelumnya hanya bersifat sementara sedangkan pengorbanan Mata bersifat permanen? Dan yang terakhir tentu saja mengenai Tazk. Dia ada dimana?, apakah dia baik-baik saja?, atau jangan-jangan Tazk sudah meninggal? Hal tersebut pasti dibuat penulis karena suatu alasana, dan semoga saja alasannya ada di buku selanjutnya.

Sepasang buku ini menyampaikan nilai-nilai dan juga pelajaran yang terselip di setiap perilaku para tokoh, Mata dan Tazk misalnya. Kedua tokoh yang diizinkan sengsara pada akhir cerita. Mata diizinkan membenci Selena namun dia tetap menggagap Selena sebagai sahabat sejatinya, dia memang sempurna seperti apa yang dikatakan Tazk.  Mata merupakan  tokoh paling baik yang di saat terlukanya pun dia masih tetap baik dan akan tetap baik seterusnya hingga akhir nafasnya. Karakter Tazk ketika dipandang dalam sisi lain,  dia memang cerdas dan tampan tetapi dia tetap laki-laki. Seolah menjadi fakta bahwa laki-laki akan selalu salah, Tazk tergambar sedikit jahat karena tidak menyadari perasaan Selena.  Tetapi sebenarnya tidak ada yang bisa disalahkan dari perasaan. Coba kita lihat dari sisi lain, hadir seorang laki-laki cerdas dan tampan yang menganggap kita sebagai saudarinya. Tanpa memilikinya pun kita sudah bahagia bukan? Seharusnya keegoisan tidak menang dan malah memutus ikatan itu.

Keluar dari zona percintaan, tokoh utama sudah pasti memberikan pelajaran paling banyak. Selena merupakan bukti bahwa kerja keras dan rasa ingin tahu yang besar itu diperlukan semua orang. Kerja keras membuatnya menjadi mahasiswa terpintar kedua dan rasa ingin tahunya menjadikan Selena seorang pengintai yang baik. Tetapi Selena malah mencuri Cawannya kan? Dia jahat karena melakukan pengkhianatan. Ya betul, itu karena Selena adalah manusia yang sama seperti kita. Percaya lah Tuhan memang selalu adil, akan ada imbalan atas perbuatan hamba-Nya. Tidak terkecuali untuk kejahatan, kejahatan dan pengkhiatan itu akan dibalas kembali berapa pun lamanya, bagaimana pun caranya bahkan dengan portal klan Aldebaran sekali pun.

author : Alifiannisa Sukma Arini


Resensi Buku Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye

Dibalik Tatapan Bulan



Judul               : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis            : Tere Liye
Penerbit           : Penerbit Republika
Tahun Terbit    : 2009
Halaman          : 1-425
Ukuran            : 20,5 x 13,5 cm
Tebal               : iv + 426 halaman
Harga              : Rp 60.000


Dari sekian banyak benda langit yang menakjubkan, Tere Liye memilih bulan atau lebih menyenangkan disebut rembulan. Karya penulis best-seller ini menceritakan perjalanan hidup seorang yatim-piatu bernama Reihan Raujana atau sering dipanggil Ray yang memiliki masa lalu rumit sekaligus menakjubkan. Buku ini diterbitkan pada awal tahun 2009 dan terus dicetak ulang hingga tahun ini 2018. Sangat disayangkan buku sebagus ini tidak banyak diketahui siswa. Namun melalui program literasi yang digalakan di sekolah saat ini, saya yakin buku ini akan terselip diantara banyaknya buku lain yang akan siswa – siswi baca.
            Buku ini diawali dengan pengenalan seorang gadis kecil bernama Rinai yang sedang bersedih merindukan kedua orang tua yang tidak pernah dia temui. Dia menangis, dan setiap tangisannya mengundang hujan. Pada bab ini pembaca belum dapat menyimpulkan cerita, karena hanya menyampaikan sepotong cerita menggantung mengenai gadis kecil. Cerita tokoh utama baru dimulai pada bab selanjutnya. Seorang Kakek tua berusia 60 tahun tengah terbaring sekarat di sebuah kamar VVIP. Pasien spesial pemegang kongsi dagang terbesar yang pernah ada hanya terbujur kaku selama 6 bulan disana, bertanya dan terus merutuk hidupnya selama ini sambil memandang rembulan. Ketika waktunya hampir habis, rembulan berbaik hati mengajaknya mengenang masa lalu dan menjawab 5 pertanyaan yang selama ini dia adukan pada rembulan.
            Pertama, Apakah kau memang tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih? Pertanyaan pertama terjawab dengan sederhana, seorang teman panti meninggal dengan ikhlas menanggung perbuatan orang yang sangat dia hormati. Sesungguhnya segala sesuatu sudah ditentukan dan tidak ada yang sia-sia dalam hidup. Karena bisa jadi ada garis kehidupan orang lain yang terpaut pada kita.
Kedua, Apakah hidup ini adil? Sepotong koran usang itu sumber permasalahannya. Sudah tentu jawabannya, “ya”. Para penjahat itu mendapatkan balasannya tanpa Ray ketahui, bisa dalam bentuk hukuman gantung maupun tancapan bambu di dadanya.
            Ray bukan anak nakal, hidupnya yang suram yang membuatnya seperti itu. Tinggal di panti yang buruk, menjalani hidup keras di terminal, bahkan terlibat dalam pencurian hebat. Masa lalu kelam itu dia jalani sambil menatap rembulan. Karena hanya dengan menatapnya maka dia akan merasa tenang. Dia percaya bahwa kehidupan itu indah dan sudah diatur. “Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti ada sepotong bagian yang menyenangkan.” (hal 424). “Pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit.“ (hal 424).
            Bab ini istimewa bagi Ray. Bercerita tentang gadis pertama yang pernah membuatnya jatuh hati, gadis satu-satunya yang ia cintai dan nikahi, dan gadis yang lebih dulu meninggalkannya.
Ketiga, Kenapa langit tega sekali mengambil istrimu. Kenapa takdir menyakitkan itu harus terjadi? Tuhan memiliki tujuannya sendiri dengan menurunkan takdir kepada hamba-Nya. “Tuhan justru sedang mengirim seribu malaikat untuk menjemput istrimu di penghujungnya yang baik. Kau harus melihatnya dari sisi istrimu yang pergi, bukan dari sisimu yang ditinggalkan.“ (hal 316-317). Setelah kehilangan istrinya, Ray hanya merasa hampa.
Keempat, Ternyata setelah sejauh ini semuanya tetap terasa kosong, terasa hampa. Kenapa? Orang yang selama ini hanya mengejar dunia, maka dia tidak akan merasa puas. Padahal jawaban dari pertanyaan keempat ini sangatlah dekat, selalu menemani Ray setiap hari tanpa dia sadari sebelumnya. “Tapi aku tidak membutuhkan itu semua. Rumah besar, mobil, berlian. Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas perlakuanku padamu. Itu sudah cukup.“ (hal 382). Begitulah ucapan istrinya.
            Kelima, Kakek itu sakit selama 6 bulan, ginjalnya meradang dan terjadi banyak komplikasi pada tubuh tua itu. Kenapa kau harus mengalami sakit berkepanjangan? Kenapa takdir sakit itu mengungkungnya? Pertanyaan yang lagi-lagi terlontar dari mulut kakek itu. Sekali lagi ditekankan bahwa takdir telah ditentukan oleh Tuhan, dan tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini. Bisa jadi kita bahagia karena sebelumnya ditimpa banyak kepedihan akibat orang lain, dan bisa jadi kita sakit bertidakkesudahan akibat merenggut kebahagiaan orang lain.
Ada yang menarik dari buku ini. Ketika membacanya pembaca akan merasa larut dalam cerita sang tokoh dan tidak menyadari kesamaan waktu di hampir setiap peristiwa. Hampir semua peristiwa penting di hidup Ray terjadi ketika malam takbiran. Selain itu angka enam juga telah diulang-ulang dalam pemakaian waktu cerita. Tere Liye seperti tengah menyampaikan sesuatu dengan angka 6 dan malam takbiran, namun kebanyakan pembaca tidak menyadari kesaamaan waktu tersebut. Selain itu kata “aku” di setiap judul bab menjadi poin menarik lainnya. “Aku” disini seperti menjelaskan isi bab tersebut secara personal dan membuat cerita lebih terlihat nyata. Kisah hidup seorang tokoh diatur secara acak namun tetap menarik. Pembaca dibuat penasaran dengan bab-bab yang dibacanya, terus menerka-nerka jalannya cerita walaupun akhirnya tidak tertebak juga. Cerita dalam buku ini juga mengandung banyak mengajarkan tentang arti hidup, menghadapi pahit-manis kehidupan, bersyukur, ikhas, dan kesederhanaan.
Alur maju-mundur yang dipakai sukses membuat cerita menjadi lebih hidup, sayangnya tidak sedikit pembaca yang kebingungan membaca buku ini akibat alurnya yang cepat berubah. Tokoh yang saling bersinggungan juga menjadi penyebab pembaca kebingungan, banyak dari mereka yang harus kembali membuka bab sebelumnya demi mencocokan cerita. Selain isi buku, tampilan buku pun tidak luput dari sorotan pembaca. Banyak orang beranggapan sampul bukunya tidak menarik dan tidak sesuai membuat pembaca enggan membaca buku ini. Sehingga bisa disimpulkan bahwa buku ini tidak banyak yang membaca. Selain itu, persepsi bahwa buku Tere Liye selalu menggunakan kalimat yang tinggi membuat orang-orang menganggap kata-katanya terlampau sulit dimengerti.
Buku ini memberikan banyak inspirasi dan motivasi kepada para pembacanya melalui rangkaian ceritanya. Membuat pembaca tidak menyesal telah membacanya dan enggan melewatkan setiap bagian dari ceritanya. Buku ini sangat bagus dan sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh berbagai kalangan, mulai dari SMP, SMA, sampai dewasa. Banyak kata-kata Tere Liye yang menjadi tamparan bagi hati dan akal kita, membuat kita sadar dan mengerti berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Ray telah membuktikannya kepada pembaca betapa hidupnya yang kelam dan menyakitkan itu ternyata sempurna dan dia cintai. Jika hidup Ray saja begitu dia cintai, maka bagaimanakah dengan kehidupan kita? Jawabannya ada ditangan kita sendiri, ingin seperti apa hidup kita ini.


author : Alifiannisa Sukma Arini